MISTERI JEJAK SNOUCK HURGRONJE DI PENDOPO KABUPATEN SIDOARJO

Sosok Misterius
MISTERI JEJAK SNOUCK HURGRONJE DI PENDOPO KABUPATEN SIDOARJO
Belum lama ini Pendopo Kabupaten Sidoarjo dikotori oknum pendemo. Mereka menebarkan sampah di depan Gedung tersebut. Padahal, itu adalah gedung yang bernilai sejarah sangat tinggi. Mau bukti?

Sebuah dokumen sejarah mencengangkan kita. Dalam sebuah notulen Risalah rapat para pemangku kepentingan industri gula jawa, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Juni 1909, jam 1.30 sore di gedung “Concordia” Den Haag hadir 36 konglomerat pemilik pabrik gula di Jawa.
Perwakilan dari Sidoarjo, hadir HG Gerritsen (CEO PG Watoetoelis & Poppoh) beserta HJE Peelen (Direktur Watoetoelis & Poppoh) , W De Waard (CEO PG Kremboong & Toelangan) beserta SNOUCK HURGRONJE, direktur pabrik gula Kremboong.
Siapa sangka, Snouck Hurgronje ilmuwan Universitas Leiden yang terkenal karena sukses menjadi penasehat pemerintah kolonial progresif itu pernah tinggal di Sidoarjo!
Kita yakin bahwa peran Snouck di era ini sangat jelas. Membantu pemerintah kolonial untuk menaklukkan pribumi yang sudah jenuh dengan penderitaan akibat tanam paksa.
Padahal, Snouck di tahun 1909 sudah berada di akhir kariernya. Setelah sekian lama malang melintang di jagad intelijen dengan penyamarannya yang fenomenal, seperti membantu meredam perang Aceh, tiba saatnya ia undur diri.
Sebelum pulang ke Belanda dan mengajar di Leiden, ia masih diberi pemerintah belanda peluang bisnis mengelola pabrik Gula.
Bahkan Snouck pernah berdiskusi dengan Raden Adipati Ario TJONDRONEGORO II Bupati Sidoarjo (1907-1924) saat itu di pendopo Kab.Sidoarjo.
Berikut salah satu masukan Snouck Hurgronje kepada Bupati Tjondronegoro: “Saya laporkan Bapak Bupati, baru-baru ini kami mengalami fakta di Sidoarjo, ketika kontrak enam tahun baru saja berakhir, karena ternyata kami harus menghadapi banyak kesulitan dalam penyewaan kembali sebagian besar tanah; Beberapa desa tidak mau membuat kesepakatan, sehingga tiga pengusaha, antara lain, sudah kekurangan bahan baku dan kini khawatir akan perpanjangan kontrak tersebut gagal. Oleh karena itu saya ingin bertanya, apakah pemerintah tidak bisa menetapkan areal budidaya gula di beberapa wilayah di Sidoarjo setara dengan maksimal tanam yang diperbolehkan, agar kami juga punya kepastian dan perusahaan bisa diatur sesuai dengan itu. Kita yakin tidak akan memberatkan bagi masyarakat pribumi, karena sudah diketahui bahwa kesulitan mendapatkan lahan tanam yang layak lebih disebabkan oleh segala bentuk gangguan dibandingkan karena sikap antipati masyarakat Jawa terhadap industri kita.”
Maka betapa bersejarahnya pendopo, yang saat ini diberi tambahan nama Pendopo Delta Wibawa. Masyarakat Sidoarjo pasti akan marah bila gedung kebanggaan mereka yang bernilai historis tinggi itu dikotori dan dirusak. (*)

Ide : Ki Wong Alus
ilustrasi : Ki Wong Alus
Tulisan Karya : Ki Wong Alus

Tinggalkan komentar